Tingkatkan Moralitas Generasi Penerus Bangsa Melalui Jalur Pendidikan



Bicara tentang pendidikan, pasti tak akan terlepas dari pembahasan moral. Seperti yang telah saya paparkan dalam artikel sebelumnya bahwa moral adalah dasar dari sebuah pendidikan. Oleh karena itu, jika menyinggung masalah moral maka tak akan jauh-jauh dari lingkup pendidikan. Akhir-akhir ini masalah moral yang marak diperbincangkan di Indonesia sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Masalah ini khalayak namakan krisis moral, dan yang lebih parahnya lagi justru generasi penerus bangsa lah yang mengalami krisis moral tersebut. Pengaruh zaman yang semakin dinamis, turut pula memengaruhi perilaku moral generasi penerus bangsa. Bangsa yang maju adalah bangsa yang menjunjung tinggi etika dan moral, sedangkan jika generus bangsanya saja tak memiliki moral, lantas bagaimana negara itu di masa depan? Tentu hal itu akan menjadi boomerang bagi negaranya. 

Sebenarnya krisis moral tersebut bisa di atasi jika saja dapat di tangani dengan cepat. Masalahnya, kebanyakan di antara kita selalu terlambat mengetahui apakah seseorang itu mempunyai moral yang baik atau moral yang buruk. Jika pendidikan mempunyai peranan yang sangat besar dalam membentuk moral generasi penerus bangsa, maka sebaiknya kita harus mempertimbangkan setidaknya tiga jalur pendidikan yang dapat membentuk moral generasi penerus bangsa tersebut. Pertama, jalur pendidikan formal yaitu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah dan bersifat resmi. Kedua, jalur pendidikan nonformal yaitu pendidikan yang berlangsung di masyarakat. Kemudian yang ketiga, jalur pendidikan informal yang berarti pendidikan yang diberikan oleh orangtua dan masyarakat, yang mengutamakan nilai etika, moral, dan norma. Dari ketiganya jelas mempunyai peran masing-masing, namun ketiga jalur pendidikan tersebut dapat saling melengkapi dan saling memperkaya dalam pelaksanakannya.

Pendidikan formal membentuk moral bangsa dengan menekankan pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotoriknya yang dikemas dalam suatu kurikulum. Tak hanya itu, pendidikan formal yang sifatnya resmi juga membentuk moral bangsa dengan cara menentukan sejumlah aturan-aturan yang harus dipatuhi oleh semua yang terikat di jalur pendidikan ini. Sehingga diharapkan tujuan pendidikannya dapat tercapai, termasuk pembentukan karakter yang merujuk pada moral seseorang. Pendidikan nonformal membentuk moral bangsa dengan menekankan pada aspek psikomotoriknya, meskipun jika ditelaah lebih jauh bisa jadi terdapat aspek afektif dan kognitifnya juga. Namun dilihat dari penyelenggaraannya yang tidak resmi, tujuan pendidikan nonformal ini hanya menggaris bawahi agar seseorang dapat memperoleh suatu keterampilan yang nantinya dapat bermanfaat di dalam kehidupan sehari-hari sehingga secara tidak langsung membentuk karakter ulet, pekerja keras, kooperatif, optimisme dan lain-lain. Pendidikan informal adalah pendidikan yang paling pertama dan yang paling utama dalam menentukan moral generasi penerus bangsa, kenapa? Karena di dalam keluarga tercipta pendidikan yang bersifat kodrati yaitu orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka sudah sepatutnya dalam pendidikan informal ini, peran orangtua harus dimaksimalkan agar terbentuk moral generasi penerus bangsa sesuai dengan yang diharapkan.

Jalur-jalur pendidikan tersebut pada akhirnya dijadikan sebagai salah satu sarana yang bertujuan meningkatkan moralitas generasi penerus bangsa. Berdasarkan hal tersebut diharapkan krisis moral yang dialami oleh para generasi penerus bangsa dapat diminalisir.




Oleh :
Melyah Dwi Lestari
(Mahasiswi)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wiralodra

Comments

Post a Comment

Popular Posts