Hari Pendidikan Nasional, Sudah Baikkah Moral Generus Bangsa ?

Hari Pendidikan Nasional diperingati setiap tahunnya oleh bangsa Indonesia, terutama praktisi pendidikan. Hampir semua masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi dengan Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei terutama para pelajar dan para pendidik.  Penetapan tanggal 2 Mei sebagai Hari Pendidikan Nasional bertolak dari tanggal lahir Ki Hajar Dewantara yang merupakan bapak pendidikan. Namun, seiring berjalannya waktu, hardiknas seakan dilupakan hakikatnya. Nyatanya, sebagian besar masyarakat atau bahkan peserta didik ada yang belum mengetahui sejarah dibalik hadirnya hari tersebut. Padahal, penghargaan terhadap jasa para pahlawan bisa membuktikan besar tidaknya suatu bangsa. Hal itu membuktikan betapa minimnya pemahaman masyarakat mengenai pemaknaan hardiknas itu sendiri.
Peringatan hardiknas dewasa ini, banyak dilakukan sebagai momentum belaka tanpa memandang sejauh mana perkembangan pendidikan dari segi moral. Kita sebagai generasi penerus bangsa, harus jeli melihat permasalahan-permasalahan yang ada di dunia pendidikan saat ini. Era yang semakin canggih ternyata cukup memengaruhi para peserta didik dalam hal kemerosotan intelektual bahkan kemerosotan moral. Berbagai masalah yang timbul akibat pengaruh kemajuan teknologi menambah daftar panjang masalah-masalah yang menggerogoti moral generus bangsa.
Pengaruh teknologi dan lingkungan yang semakin canggih ternyata berpengaruh dalam pembentukan moral bangsa. Banyak diantara mereka yang menyalahgunakan kemajuan teknologi untuk hal-hal yang tidak seharusnya. Siswa sekolah menengah atas, menengah pertama, bahkan sekolah dasar sudah tak asing lagi dengan jaringan internet. Internet tersebut memuat segala informasi apapun tanpa batas. Informasi itu disajikan dalam berbagai bentuk, baik berita, gambar, video maupun lain-lain. Jika hal itu digunakan untuk hal-hal yang tak seharusnya, maka hanya akan menimbulkan dampak negatif terhadap siswa tersebut.
Peran para pendidik untuk meminimalisir dampak-dampak tersebut haruslah digencarkan agar para siswa tidak terjerumus terlalu jauh akibat penyalahgunaan teknologi informasi.  Salah satunya adalah dengan menanamkan sikap yang berhubungan dengan nilai-nilai pancasila sila pertama. Selain itu, perlu adanya peran dari orang tua untuk memantau perkembangan siswa baik dari fisik maupun psikisnya. Diharapkan dari upaya tersebut, para siswa dapat memiliki moralitas yang tinggi baik dari sikap maupun perilaku serta dapat menjunjung tinggi etika yang dimilikinya. Namun, hal itu tidak dapat terwujud sepenuhnya tanpa ada kesadaran dari masing-masing siswa itu sendiri. 
 
Peringatan hari pendidikan adakalanya dapat dijadikan sebagai momen pembenahan untuk semua praktisi pendidikan, baik dari pendidik maupun peserta didiknya. Sehingga makna dari semboyan Ki Hajar Dewantara “Ing Ngarso Sun Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” yang berarti figur seseorang yang baik adalah disamping menjadi suri tauladan atau panutan, juga harus mampu menggugah semangat dan memberikan dorongan moral dari belakang agar orang – orang disekitarnya dapat merasa situasi yang baik dan bersahabat, dapat kita wujudkan untuk menjadi manusia yang bermanfaat di masyarakat.
Oleh :  
Melyah Dwi Lestari
(Mahasiswi)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wiralodra.

Comments

Post a Comment

Popular Posts