Pendidikan tanpa Moral hanya Menimbulkan Ketimpangan
Berbicara
tentang hubungan antara pendidikan dengan moral, tentu saling berkaitan. Kita
tahu bahwa moral adalah dasar dari sebuah pendidikan. Oleh karena itu, jika
pendidikan tidak diimbangi dengan pendidikan moral yang baik tentu akan
menimbulkan berbagai macam ketimpangan. Terkadang seringkali
kita melupakan bahwa manusia diberi pendidikan seyogyanya adalah agar manusia
dapat berpikir, memiliki kecerdasan, sekaligus berperilaku yang baik sehingga
dapat mengapresiasi setiap perilaku sesuai dengan hasil pendidikan yang telah diperolehnya.
Pendidikan
seharusnya tidak hanya berada pada tataran berpikir untuk kecerdasan semata,
tetapi perilaku (akhlaq) justru merupakan hal terpenting dari sebuah hasil
pendidikan. Yang sangat disayangkan adalah ketika pendidikan saat ini lebih
banyak membentuk orang cerdas tetapi miskin moral. Kita bisa lihat dari
kasus-kasus yang menyeret sejumlah petinggi negara karena terlibat kasus
korupsi, kasus-kasus suap, dan lain sebagainya. Jika di tilik lebih jauh,
mereka adalah orang-orang yang berpendidikan dan memiliki kecakapan. Tak mungkin
seseorang yang tak berpendidikan, mampu memposisikan dirinya menjadi petinggi
negara. Namun apa yang dapat kita simpulkan? Ternyata mereka yang notabene
pernah mengecap pendidikan pun mampu melakukan berbagai penyelewengan yang
dapat merugikan negara dan orang lain, malah bisa dianggap berpotensi. Lalu
bagaimana dengan seseorang yang tak pernah mengecap pendidikan sama sekali?
Tentu moral yang mereka miliki akan jauh lebih buruk daripada seseorang yang
pernah mengecap pendidikan tersebut. Meskipun demikian, perlu kita garis bawahi
bahwa tidak semua orang yang berpendidikan dapat melakukan hal-hal tersebut,
begitupun sebaliknya.
Kasus-kasus
lain yang bisa kita lihat adalah makin maraknya kejahatan seksual yang terjadi
di Indonesia baru-baru ini. Bahkan beberapa pelaku diantara mereka adalah anak-anak
yang masih di bawah umur. Hal tersebut jelas membuat kita semakin miris.
Keadaan seperti ini merupakan salah satu
bentuk krisis moral yang sedang terjadi di negara kita. Hal yang demikian pulalah
yang menandakan bahwa sekarang pendidikan di negara ini tidaklah sejajar dengan
moral generasi bangsanya. Padahal, pendidikan moral tersebut
akan membentuk dan menentukan tingkah laku atau sikap seseorang dalam
berinteraksi dengan individu lain dan lingkungannya.
Pendidikan
moral juga akan menumbuhkan sikap-sikap positif dalam diri individu tersebut. Lebih
jauh lagi pendidikan moral akan memberikan dasar dan bekal kepada individu
untuk mampu memecahkan masalah, konflik yang terjadi kepada dirinya
masing-masing sehingga mampu mencari dan memberikan solusi untuk memecahkan
masalahnya tersebut. Dalam pendidikan moral juga, seseorang akan terdorong
untuk mampu menghargai perbedaan sudut pandang tanpa mengabaikan nilai-nilai
kemanusian secara universal.
Pendidikan
yang dimaksudkan di sini tentu saja seperti yang tertuang dalam tujuan
pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Sehingga, perlu adanya pembenahan
atau solusi yang setidaknya dapat menjadi tujuan untuk menyetarakan atau
mensejajarkan antara pendidikan dengan moral agar dapat mengatasi berbagai
ketimpangan. Salah satunya adalah dengan
memberikan pendidikan moral yang menekankan pada akibat yang akan diterima bila
seseorang tersebut melakukan penyimpangan pada norma yang berlaku pada
masyarakat. Hal tersebut dapat memberikan dorongan kepada seseorang untuk lebih
memperhitungkan kembali segala tindakan yang akan dilakukannya, sehingga dapat
memperkecil potensi untuk melakukan hal-hal yang dapat menimbulkan masalah
sosial.
Sedikit harapan
yang masih tersisa dari bangsa ini agar bisa lepas dari berbagai krisis moral, adalah dengan memperbaiki sistem pendidikan.
Karena melalui pendidikan, anak-anak pemilik masa depan bangsa ini diharapkan
dapat belajar dari kesalahan yang pernah dilakukan oleh pendahulu-pendahulu
mereka.
Oleh :
Melyah Dwi Lestari
(Mahasiswi)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wiralodra.
Melyah Dwi Lestari
(Mahasiswi)
Pendidikan Bahasa & Sastra Indonesia
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Wiralodra.
terimakasih untuk artikelnya.
ReplyDeletesalam sehat selalu,
https://marketing.ruangguru.com/bimbel
great artikelnya. Sangat bermanfaat!
ReplyDelete