Sejarah Desa Krimun (Losarang - Indramayu)
Krimun berasal dari tentara prajurit Mataram yang berkerumun
ditempat ini sambil memakai sarung setelah sembahyang yaitu prajurit Mataram
yang kalah perang dengan kompeni pulang dari Batavia dalam menyusun kekuatan
baru dengan cara bergerilya, melawan didaerah ini.
Jadi Krimun berasal dari kata berkerumun sambil memakai
sarang. Sedang kata Kriya menurut kata Jawa Kuno yang berarti perbuatan yang
suci. Jadi tempat berkerumunnya orang – orang yang akan berbuat suci terhadap
bangsa dan negaranya. Sehingga tanah Sarang Wetan disebut tanah Jidah oleh Ki
Wanakerti yang termasuk Tanah Mataram sebelah Barat, sedangkan sebelah Barat
kali Sewo disebutnya Tanah Mataram, yaitu daerah yang akan dikuasai kompeni.
Hal ini mengakibatkan
adat masyarakat Krimun merupakan larangan untuk naik haji ke mekkah ditambah
dengan disebabkannya waktu Ki Wanakerti naik haji disangka meninggal, padalah
nyimpet atau menyelinap di tanah Suci Jidah. Akhirnya orang beranggapan, bahwa
anak putunya (anak putu isun) besuk tidak perlu lagi naik haji ke Jidah, sedang
tanah Krimun sendiri sudah termasuk dan disebut tanah jidah. Jadi cukup
berpengalam oleh orang tua saja yang terdahulu, itulah sebabnya adat istiadat
yang masih ada dan berlaku sekarang. Ada pribahasa wong tua gawe kawitan wong
enom darma nglakini.
Lambang desa Krimun
adalah Wayang Hanoman lambang seorang pahlawan yang hidup mengabdikan diri
kepada kebenaran, yang terpisah dari golongannya, diam ditempat baru dari
daerah yang masih termasuk Mataram.
Sebutan Hanoman sampai sekarang masih dilakukan, kepada
orang yang lupa menyebutkan namaya cukup dengan sebutan SI ANOMAN atau kepada
orang yang belum kenal namanya, bahkan disebut dengan singkatan SI ANO. Lambang
Hanoman telah dipakai seak berdirinya pemerintahan desa dan terpilihnya kepala
desa. Desa Krimun dan Muntur dahulunya satu desa dengan nama Losarang. Sejak
tahun 1771 setelah ada pemerintahan Belanda, desa ini dibagi menjadi dua dengan
nama desa Krimun dan yang lain menjadi desa Muntur. Tetapi kampung Sarang masih
tetap disebut kampung Sarang Wetan dan kampung Sarang Kulon. Masyarakat Krimun
waktu zaman Belanda dikelompokan, ada kelompok Cina yang diketahui oleh Ket
Nyoh dan lain sebagainya.
Dekat Buyut Jarong dan Buyut Nyi Krewed sering kedengaran
bunyi gendean, seperti halnya di Buyut Ronggeng, di Ujung Ori, dan di Pulau
Mas, bila akan terjadi sesuatu ditempat itu. Disebelah Selatan terdapat Buyut
Watu, yaitu tempat dikuburkannya pusaka bekas perang antara Sumedang dengan
Losarang Dermayu. Dan lebih ke Selatan lagi terdapat Buyut Depok yaitu kejadian
waktu perang menyebarkan Agama Islam Ki Kuwu ke Depok di bawah pohon asam
ditempat itu, sampai sekarang tempat ini masih dikeramatkan. Kemudian disebelah
utara di tanah pemukiman baru Kampung Kertasari terdapat Buyut Balung karena
yang dikuburkan disana tinggal balung tengkoraknya saja, yaitu pejuang Hisbulah
waktu Zaman Revolusi melawan Belanda ditembak dan hanyut dikuburkan disana.
Yaitu pejuang dari asal Cirebon Rajasinga dan Singaraja.
Pejuang asal dari
Cirebon bernama Raden Naso, pejuang asal Singaraja Indramayu bernama Idris dan
pejuang asal Rajasinga Cikedung bernama Caracas. Waktu itu orang setempat tidak
berani menguburkan pejuang itu karena takut oleh Belanda, sehingga ada mayat
yang hanyut ke laut ada yang dimakan binatang Babi hutan, Anjing hutan atau
menyawak atau biawak dan lain – lain. Tetapi ada yang diputar – putarkan arus
air saja sehingga kembali lagi kembali lagi.
Daftar kepala desa Krimun:
1. Kepala desa dari tahun 1771 – 1799 yang
menjadi kuwu saudara Marta.
2. Kepala desa dari tahun 1880 sampai 1827
yang menjadi kuwu saudara Suta Praja.
3. Kepala desa dari tahun 1828 sampai 1844
yang menjadi kuwu saudara Atin di desa Losarang. Sedangkan yang keduanya
saudara Narcem di desa Sarang Wetan jadi ada dua kuwu.
4. Kepala desa dari tahun 1845 sampai 1874
yang menjadi kuwu saudara Atin terpilih.
5. Kepala desa dari tahun 1875 sampai 1905
yang menjadi kuwu saudara Murtiyah.
6. Kepala desa dari tahun 1906 sampai 1937
yang menjadi kuwu saudara Kasda bapaknya kuwu Rakil.
7. Kepala desa dari tahun 1938 sampai 1944
yang menjadi kuwu saudara Mala.
8. Kepala desa dari tahun 1945 sampai 1949
yang menjadi kuwu saudara Rakil anak kuwu Kasda.
9. Kepala desa dari tahun 1950 sampai 1957
yang menjadi kuwu saudara Kabut bapaknya Tarmani.
10. Kepala desa dari tahun 1958 sampai 1977
yang menadi kuwu saudara S. Tamad.
11. Kepala desa dari tahun 1978 yang
menjadi kuwu saudara Tarmani anak dari kuwu Kabut dari anggota kepolisian.
Nama kampung di desa Krimun:
1. Kampung Sarang Wetan.
2. Kampung Kebon
3. Kampung Sukawera.
4. Kampung Kandang Sapi.
5. Kampung Pasar.
6. Kampung Kertasari, pemukiman baru 1967.
7. Kampung Karangmalang.
8. Kampung Karanggandok.
9. Kampung Anjun.
Krimun
desa nomor 132 dengan luas tanah 1353 Km2, kerapatan penduduk tahun 1979, jiwa
laki – laki 3456 dan perempuan 3678 jiwa grebeg.
Comments
Post a Comment