Sejarah Desa Ranjeng (Losarang - Indramayu)
Desa Ranjeng diambil dari kata nama perajaan menangkap ikan
yang disebut Ranjengan. Cara Ranjengan ini yaitu sungai Saradan yang mengalir
terus ke kali Cilet, dibendung kedua tepinya, tetapi ditengahnya diberi bubu
alat penangkap ikan. Ditempat lain di hulu sungai digiring atau dihalau bersama
– sama menuju ke bubu yang sudah dipasang tadi, kejadian berulang kali
dilakukan sekitar tahun 1680 – an, yang dilakukan oleh Ki Wanakerti dengan para
pembantunya.
Ranjengan berasal dari Bahasa Sunda, karena memang daerah
ini waktu itu masih masuk daerah Sunda Sumedang,. Yang membuka pertama kali
tanah ini ialah, Ki Wanakerti, karena daerah – daerah Ranjeng masih masuk
daerah Sarang atau Losarang. Tempat membuat tutus atau tali pekerjaan Ki Wanakerti,
tempat itu disebut Buyut Tutus dengan para pembantunya. Yaitu didekatnya Nyi
Gandasari.
Ditempat lain ketika Ki Wanakerti, mengambil air wudhu
dengan tempat atau memakai Goci buatan Negara Cina dalan Dinasti Ming.
Diletakkan dibawah phon Dangdeur, disini diketemukan petani setempat tersingkal
kena wulukan, di sawah yang jumbling, gentong goci dibawa. Petani yang baru
menemukan malamnya bermimpi, gentong goci yang ditemukan agar dijadikan satu
dengan temannya yaitu gamparan batu di kampung Sarang ( Losarang Muntur).
Akhirnya gentong goci diantarkan melalui upacara khusus, yaitu petani
melaksanakan ilafat mimpi, karena merasa hormat kepada pemimpinnya.
Seterusnya gentong goci ini harus disis dengan baik dan
teratur hanya dapat dilakukan oleh seorang anak perempuan yang masih suci atau
belum haid. Ketuk Telu, yang memang sejak zaman dahulu sudah ada. Instrument
Ketuk Telu sekarang masih diseimpan oleh keturunannya, dan setiap tahun dengan
alat ini diadakan upacara pemukulan dan memandikan setiap tahun, terutama pada
bulan Maulud Nabi. Daerah Ranjeng setelah Muntur dan Krimun menjelma, yaitu
Losarang atau kampung Sarang yang dipecah, daerah Ranjengpun memisahkan diri
menjadi desa yan pemerintahan.
Daftar nama kepala desa di Ranjeng:
1) Mula – mula hanya diadakan perwakilan
dengan diadakan perwakilandengan diangkat pejabat baru bernama Bekel, karena
daerah Ranjeng waktu itu masuk bagian daerah Sarang, Muntur, yaitu saudara
Wepon.
2) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Wasdem.
3) Yang menjadi kuwu pilihan saudara Darma.
4) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Carma.
5) Yang menjadi kuwu pilihan saudara Dari.
6) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Ruminih ( laki – laki).
7) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Madkasan.
8) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Darma.
9) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Perminih.
10) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Waryum.
11) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Durma.
12) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Tarwan.
13) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Miska.
14) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Durakman.
15) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
Surkam.
16) Yang menjadi kuwu pilihan saudara
SSuali Suhandi, dipilih dari kepalan sekolah Ranjeng sejak tahun 1979.
Nama – nama kampung di Ranjeng:
1) Kampung Ranjeng Lor.
2) Kampung Ranjeng Tengah.
3) Kampung Ranjeng Kidul.
Ranjeng nomor 138, areal tanah 396 Km2
Luasnya. Jumlah penduduk lelaki 1413 jiwa grebeg dan cacah jiwa perempuan ada
1455 jiwa grebeg, perhitungan ini berdasarkantahun 1979.
Comments
Post a Comment