Sejarah Desa Muntur (Losarang - Indramayu)
Didaerah
ini mengalir Kali Santing terus tembus ke Kali Cilet (Ciheulout) di kampung
Karanganyar. Sehingga desa ini aslinya ialah kampung Santing, yang sekarang
balai – balai musyawarah desanya masih terpelihara utuh dengan tongtongnya.
Bahkan tongtong wasiatnya tidak boleh dibunyikan karena pemerintahan desa sudah
pindah ke Muntur. Dan bila tongtong ini masih dibunyikan, akan mengakibatkan
kepada siapa saja yang mendengarnya masyarakat akan dihinggapi penyakit gemetar
ketakutan.
Masjid
asli desa Santing tempatnya tetap, memolo atau kubah aslinya masih ada, yang
dibuat dari tanah liat, buatannya masih berbau pengaruh corak Agama Hindu dengan
bentuk segi empat. Kubah ini suka berbunyi kalau akan terjadi bencana baru bagi
masyarakat Santing.
Kata
Muntur diambil dari perkataan Gumuruh Gumuntur bocah Santing kegunturan, yang
artinya suaranya lepas sampai kedengaran ketempat yang lebih jauh, seperti
suara GUNTUR terdengar kemana – mana. Menurut catatan di Santing, kampung
Santing dibuka dan dibabad, sama dengan dibukanya kampung Sarang pada Rebo
Wage, oleh Pangeran Dawala Brata asal dari utusan Cirebon. Anaknya berguru ke
Buyut Gentong yang bernama Mastraputra yang beristri Nyi Karni atau Nyi senti
Ronggeng asal dari Pajajaran.
Dalam
perkawinannya Nyi Karni tidak disetujui oleh mertuanya, karena masih beragama
Hindu, setelah masuk Islam Nyi Karni tetap tidak diakui dan akhirnya Nyi Karni
menyingkir ke Cilet , karena masih terasa diasingkan oleh mertuanya. Nyi Karni
untuk menebus ini dia bertapa brata di kampung Karanganyar sampai kepada
meninggalnya. Tempat bertapanya di Karanganyar sekarang disebut Buyut Renggong,
yaitu waktu bertobat kepada Tuhan.
Nyi
Karni telah masuk Islam dan berbuat kebagusan terkabul, walaupun mertuanya
tidak menghiraukan. Menurut catatan masyarakat di Karanganyar waktu Buyut
Ronggeng melaksanakan keprihatinan bathin karena berusaha ingin diakui
mertuanya, dalam berbuat kebagusan pernah mengucapkan: “BESUK BILA BUYUT
RONGGENG ADA YANG MEMBANGUN ORANG MUNTUR BAKAL MENGALAMI ZAMAN KESUBURAN”.
Dalam Lontar dikatakan bahwa kampung Santing lebih tua dari kampung Muntur
dalam Candra Desa dikatakan sebagai berikut:
Bubare sing penganjunan
Karangsinom let sewengi
Bocah santing kegunturan
Losarang caket margi
Karimun gudang nanjung
Karanganduk bangler margi
Miwah puntang jangga
Karangmalang sabrangan aris
Karangkletak rancagunda
Ke depok – depok
Jelas
dalam lontar dikatakan disini kata Muntur dari kalimat “bocah santing
kegunturan” akibat kekejaman seorang jagoan, sampai suaranya gumuruh gumuntur
kedengaran dan menjadi terkenal kemana – mana.
Didekat
Buyut Gentong terdapat kuburan Demang Margadipura, pejabat zaman Belanda di Losarang.
Ditanah Buyut Gentong dahulunya dijaga oleh Kaki dan Nini Rati yang berasal
dari Trusmi. Buyut Gentong pernah terbakar tahun 1959 waktu zaman D.I. yang
mengakibatkan gentong goci aslinya hilang, menurut cerita gentong itu mungkin
dibawa ke Cirebon.
Kejadian
lain tahun 1948 Kyai Zanawi pernah naik pohon asam yang berada sampai ke
puncak, karena tempat persinggahan burung blekok, bermaksud mengambil todurnya,
Kyai Zanawi bisa naik tak bisa turun, dia bisa turun dengan bantuan orang lain.
Pohon asem di Ki Buyut Gentong sudah berumur dari 400 tahun. Disebelah utara
Santing terdapat Buyut Mulus, yaitu yang selamat didaerah ini dan menutup
karena ingin menolong masyarakat, yaitu haji yang berasal dari Kerawang.
Pembantu
Ki Wanakerti atau Buyut Gentong adalah Buyut Singkil, Buyut Selakuning, Ki
Godong Tulus dan putranya Nyi Gandasari yang berada didaerah Ranjong yang waktu
itu masih menjadi daerah Sarang.
Daftar kepala desa Muntur:
1)
Yang
menjadi kuwu pertama saudara Tibun atau Kariaman.
2)
Yang
menjadi kuwu kedua saudara Astinah, berkedudukan di Santing.
3)
Yang
menjadi kuwu ketiga saudara Haji Samaun.
4)
Yang
menjadi kuwu keempat saudara Sidin.
5)
Yang
menjadi kuwu kelima saudara Kadim.
6)
Yang
menjadi kuwu keenam saudara Caton, tahun 1943 zaman Jepang.
7)
Yang
menjadi kuwu ketujuh saudara Raci.
8)
Yang
menjadi kuwu kedelapan saudara Catem, terpilih kedua kalinya.
9)
Yang
menjadi kuwu kesembilan saudara Kasnawi.
10)
Yang
menjadi kuwu kesepuluh saudara Surya, dari anggota kepolisian.
11)
Yang
menjadi kuwu kesebelas tahun 1979 saudara Kamad.
Nama kampung di desa Muntur:
1) Kampung Sarang Kulon.
2) Kampung Karanganyar.
3) Kampung Santing.
4) Kampung Bojong Genting.
5) Kampung Buyut Gentong.
6) Kampung pemukiman baru tahun 1980 Cilayar Kertajadi.
Muntur desa nomor 131, dengan
luas tanah 1520 Km dan jumlah penduduk tahu 1979 laki – laki 2980 dan perempuan
3155 jiwa grebeg.
Comments
Post a Comment