Sejarah Desa Pegagan (Losarang - Indramayu)
Daerah pegagan mulanya dibagi menjadi dua, pertama yang
disebut desa Rejiang, yaitu dari asal nama Rajahyang Bumi Sora nama dari Putri
Prabu Siliwangi. Kampung Pegagan setelah memisahkan diri rakyat mengadakan
pilihan kuwu yang sebenarnya setelah mengadakan pilihan, yang terpilih saudara
Tarban, menantunya Haji Soleh. Mulailah daerah ini terpecah menjadi tiga daerah
perkampungan yang terpisah, masing – masing:
1.
Desa Rejiang dengan kuwunya saudara Darman Warli bin Darpan.
2. Desa Cilogok dengan kepala desanya
saudara Ludra.
3. Desa Pegagan sendiri dikampung
Ranggawana denga kuwunya saudara Tarban.
Jalan yang menghubungi ketiga desa ini terpisah oleh sungai,
dan jalan lain mulai diperlebar, jalan yang bisa menghubungi jalan yang lebih
dekat. Karena ketiga desa ini sering terjadi permusuhan antara
masyarakat yang terdekat, perlu diadakan persatuan kembali, dengan melalui
musyawarah ketiga daerah ini.
Hasil musyawarah ditetapkan yaitu yang mempunyai jalan
ekonomi yang strategis maka ditetapkan jatuh pada daerah pegagan atau kampung
Ranggawana. Maka ibu kota desa langsung ke Pegagan dengan segala pusaka desa
Rejiang turut terbawa, yang berupa alatkesenian Trebang dengan Kompul atau
Barong atau Bonde dari perunggu, mengingat pesan sesepuh disana barang – barang
itu harus dimiliki oleh pejabat yang terpilih, pesan dari Buyut Rejiang pusaka
ini agar bisa membawa masyarakat menjadi tentram, aman, dan sejahtera. Di
Cilogog ada Buyut, yaitu buntunya air sungai, karena daerrah ini masih banyak
ombel atau embut – embutan., yaitu tanah bekas gunung yang mati dan menjadi
rata dengan tanah sekitarnya. Buyut Buntu ini suka berbunyi suara Ular Naga
yang besar, suaranya terdengar oleh semua masyarakat desa, yang menandakan bila
bunyi itu terdengar akan terjadi sesuatu malapetaka yang akan menimpa daerah
ini.
Pernah terjadi suara itu terdengar, ternyata terjadi
malapetaka yaitu datang bamjir besar ke daerah ini. Waktu Keiho Jepang mendarat
juga terdengar suara itu. Daerah Reiang sekarang menjadi daerah yang
menghasilkan minak tanah oleh Pertamina dan dibangunnya penampung sementara,
bahkan ditempat itu satu lokasi terdapat tujuh sumur lading minyak, karena
besarnya sumber minyak yang ada.
Daftar kepala desa Pegagan:
Karena daerah ini
diberi tiga bagian, maka kuwunya pun ada tiga pula. Desa Rejiang yang menjadi
kuwu terpilihnya saudara Depon Warli bin Darpen yang kemudian diganti oleh
saudara Pulung. Desa Cilegog yang menjadi kuwu terpilihnya, yang memegang
pemerintahan saudara Mudra. Desa pegagan yang menjadi kuwu terpilihnya saudara
Haji Saleh (dikenal masyarakat dengan sebutan Kuwu Belenduk), tetapi waktu itu
masih daerah perwakilan Rejiang. Kemudian tahun itu juga memisahkan diri dari
Rejiang dan mengadakan pemilihan kuwu.
Dan kepada desa yang terpilih adalah saudara Tarban menantu dari Haji
Saleh atau Belondok. Setelah mengadakan musyawarah desa, ketiga daerah itu
dipersilahkan memilih kuwu, yaitu:
1) Yang menjadi kuwu terpilih pertama
saudara Pulung, berkedudukan di Pegagan.
2) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Najan.
3) Yang menjadi kuwu terpilih saudara Haji
Waga.
4) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Parna.
5) Yang menjadi kuwu terpilih saudara haji
Umar.
6) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Hajat.
7) Yang menjadi kuwu terpilih saudara Haji
Waga terpilih kedua kalinya.
8) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Kusen.
9) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Sobari.
10) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Hastar.
11) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Dadat Sudrajat sebagai pejabat.
12) Yang menjadi kuwu terpilih saudara Haji
Dadi sebagai pejabat.
13) Yang menjadi kuwu terpilih saudara
Taryim, sejak tahun 1977 asal dari anggota POLRI.
Nama Kampung di desa Pegagan:
1) Kampung Cilogok.
2) Kampung Rejiang.
3) Kampung Ranggawana atau Pegagan.
Desa Pegagan nomor 137, dengan luas
areal tanah 991 Km2, jumlah kerapatan penduduk laki –laki 2639 cacah jiwa
grebeg, dan perempuan 2996 jiwa grebeg, data pada keadaan tahun 1979.
Comments
Post a Comment