Sejarah Sastra PERIODE MASA ISLAM DAN MASA PERALIHAN / Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
Periode
ini berlangsung setelah masuknya Islam di Indonesia. Pengaruh tersebut terjadi
dalam konteks ke-Islaman yang ditunjukkan dengan perubahan beberapa naskah
Hindu yang disesuaikan dengan nilai-nilai Islam. Syair yang merupakan sastra
Arab asli masuk bukan semata-mata karena sastra tetapi menjadi kebiasaan
ulama-ulama Islam untuk menulis syair dalam pelajaran agama, ilmu bahasa, dan
sebagainya.
Menurut
Abdul Hadi WM, Sastra periodisasi Islam di Indonesia tidak bisa lepas dari
perkembangan sastra Melayu. Sedangkan perkembangan sastra Melayu Islam sejak awal
kemunculannya hingga akhir zaman klasiknya dapat dibagi menjadi empat
periodisasi:
1) Zaman
Awal, pada abad ke-14 – 15 M
2) Zaman
Peralihan, dari akhir abad ke-15 hingga pertengahan abad ke-16 M
3) Zaman
Klasik, dari akhir abad ke-16 hingga awal abad ke-18 M
4) Zaman
Akhir, dari pertengahan abad ke-18 hingga awal abad ke-20 M.
Sedangkan
kesusastraan peralihan ini terjadi pada zaman Abdullah bin Abdulkadir Munsyi
(lahir pada 1796 dan meninggal pada 1854). Pada masa ini sudah ada pengaruh
barat terhadap kesusastraan Indonesia (Melayu). Sabaruddin Ahmad memasukkan
periode ini kedalam kesusastraan baru. Kesusastraan zaman ini juga disebut
dengan kesusastraan zaman Abdullah. Penamanaan ini dengan mempertimbangkan
setidak-tidaknya dua hal.
1. Perubahan
corak kesusastraan itu dipelopori oleh Abdullah bin Abdulkadir Munsyi.
2. Kesusastraan
pada zaman itu tidak berkembang dan hanya merupakan karya Abdullah sendiri
karena tanpa pengikut.
Diantara
pengarang-pengarang yang termashyur adalah Raja Ali Haji dan Abdulkadir
al-Munsyi. Raja Ali Haji adalah yang mengarang gurindam yang termashur.
Sedangkan Abdulkadir al-Munsyi adalah tokoh yang memperbaharui sastra melayu
yang semula berupa fantasi puteri-puteri dan raja-raja, menjadi kisah tentang
kehidupan sehari-hari. Kesusastraan zaman ini tidak berkembang karena Abdullah
tidak memiliki seorang pun pengikut sehingga dapat dikatakan bahwa kesusastraan
zaman ini adalah kesusastraan Abdullah semata.
A. Karakteristik
Sastra Masa Islam
1. Pada
masa ini dominansi Arab sangat kental.
2. Pada
masa ini, muncul jenis sastra baru, yaitu hikayat.
3. Berkembang
karya sastra dalam bentuk Kitab Suluk yang berisi ajaran Tasawuf.
4. Terdapat
kitab sastra pada masa kerajaan Mataram Islam dan pada masa kerajaan Aceh.
Karakteristik
Sastra Masa Peralihan
1. Bermunculan
jenis karya sastra seperti hikayat-hikayat, pantun-pantun, syair-syair, dan
beberapa jenis puisi lama seperti gurindam, bidal, talibun, masnawi, seloka,
rubai, teromba, dan lain sebagainya yang mulai bermunculan yang juga masih
terpengaruh oleh kitab peninggala kerajaan Hindu-Budha dan Islam.
2. Kedatangan
bangsa Eropa di wilayah Indonesia, juga membawa pengaruh pada kesusastraan
Indonesia. Pengaruh nampak pada adanya roman, yang merupakan sastra eropa yang
tumbuh subur di sekitar abad 18 dan 19.
3. Sebagian
besar sastra pada masa ini ditulis dengan bahasa Melayu rendah.
B. Tokoh dan
Karya sastra pada Masa Islam dan Peralihan
Karya-karya yang berkembang pada masa
islam :
Sejarah
§ Sejarah
Melayu (Malay Annals)
§ Tuhfat
al-Nafis (Bingkisan Berharga) karya Raja Ali Haji
Hikayat
§ Hikayat
Aceh
§ Hikayat
Amir Hamzah
§ Hikayat
Andaken Penurat
§ Hikayat
Bayan Budiman
§ Hikayat
Djahidin
§ Hikayat
Hang Tuah
§ Hikayat
Iskandar Zulkarnain
§ Hikayat
Kadirun
§ Hikayat
Kalila dan Damina
§ Hikayat
Masydulhak
§ Hikayat
Pandawa Jaya
§ Hikayat
Pandja Tanderan
§ Hikayat
Putri Djohar Manikam
§ Hikayat
Sri Rama
§ Hikayat
Tjendera Hasan
§ Tsahibul
Hikayat
Syair
§ Syair
Bidasari
§ Syair
Hukum Nikah karya Raja Ali Haji
§ Syair
Ken Tambuhan
§ Syair
Siti Shianah karya Raja Ali Haji
§ Syair
Sultan Abdul Muluk karya Raja Ali Haji
§ Syair
Suluh Pegawai karya Raja Ali Haji
§ Syair
Raja Mambang Jauhari
§ Syair
Raja Siak
Gurindam
§ Gurindam
Dua Belas karya Raja Ali Haji
Kitab agama
§ Syarab
al-'Asyiqin (Minuman Para Pecinta) oleh Hamzah Fansuri
§ Asrar
al-'Arifin (Rahasia-rahasia para Gnostik) oleh Hamzah Fansuri
§ Nur
ad-Daqa'iq (Cahaya pada kehalusan-kehalusan) oleh Syamsuddin Pasai Bustan as-Sa
Karya-karya yang berkembang pada masa
Peralihan :
1. Abdullah bin Abdulkadir
Munsyi
Beliau dilahirkan di Malaka pada tahun 1796 dan meninggal
di Jedah pada tahun 1854. Moyang laki-lakinya bernama syaikh Abdulkadir berasal
dari Yaman dan moyang perempuannya berasal dari Nagore, India. Kakek nenek
Abdullah menjadi guru agama di Malaka. Ayah beliau selain menjadi guru agama
berprofesi sebagai pedagang.
Abdullah,
dilihat dari asal-usul keturunan campuran yang beragam. Karena itu ia disebut
peranakan Melayu. Ayahnya Abdullah mendapatkan pendidikan keras dalam belajar
bahasa Arab. Selain itu darah keturunannya membuatnya mampu berbahasa dua lagi
selain bahasa Arab, yaitu Melayu dan Keling. Karena pekerjaannya sebagai juru
bahasa membuatnya harus belajar tiga bahasa lagi yaitu Inggris, Belanda dan
Tionghoa. Karena pengetahuannya ini Abdullah diberi gelar al-Munsyi (pengajar
bahasa-bahasa).
Abdullah
dapat menulis karya yang berbeda dari sastra lama karena pergaulannya dengan
orang-orang barat. Beliau kenal karya-karya barat yang kemudian mempengaruhi
karyanya.
Karya-karya Abdullah yang ditulis
selama hidupnya antara lain:
§ Hikayat
Abdullah
§ Kisah
Pelayaran Abdullah bin Abdulkadir Munsyi ke Kelantan
§ Singapura
Dimakan Api
§ Hikayat
Panjatanderan
§ Kisah
Pelayaran Abdullah ke Negeri Jedah
Comments
Post a Comment